Bag I
Aku dan
Cerita Citaku
Tulisan ini
akan aku mulai dengan cerita awal mula mimpiku terbentuk. Dulu sewaktu SMA aku
pernah tak sengaja membaca sebuah buku mengenai kesuksesan dalam berwirausaha
yang buku tersebut dimiliki oleh saudaraku. Seketika itu akupun langsung
tertarik tentang pokok pembahasan yang diulas dalam buku tersebut. Di dalam
buku tersebut mengulas kisah perjuangan seorang pengusaha yang berjuang memulai
usahanya dari awal dan dengan modal nol. Walaupun tak memiliki modal sama
sekali, pengusaha tersebut tetap bias membuka sebuah usaha dibidang makanan
yang mana modalnya hasil pinjaman dari teman-temannya. Mulai dari gerobak untuk
berdagang, hingga bahan pokok pembuatan produk makanannya. Dari usaha tersebut,
dia mencoba untuk menawarkan seuatu yang berbeda dari produk yang sudah ada
sebelumnya dan ternyata hal tersebut membuahkan hasil yang luar biasa. Dalam
satu tahun, ia sudah dapat mengembalikan pinjaman modal dari teman-temannya
tersebut. Bahkan diapun bisa membeli sebuah lahan untuk usahanya tersebut. Dan
kinipun, sudah banyak cabang-cabang yang buka hampir di seluruh kota di
Indonesia dengan menggunakan system freindcaise. Sekarang, diapun sudah memetik
hasil yang maksimal dari usahanya tersebut.
Dari
cerita tersebut, dirikupun memetik banyak sekali pelajaran yang berharga guna
menyusun cita-citaku kelak. Ya, aku bermimpi dan bercita-cita kelak diriku bisa
menjadi pengusaha yang sukses seperti oaring dalam ceritaku tersebut. Akupun
juga cocok sekali dengan bidang ini setelah aku melihat kemampuanku dari tes IQ
yang aku ikuti sewaktu SMA. Di dalam data hasil tes tersebut, diriku ternyata
unggul dalam imajinasi, bergerak dalam luar ruangan, suka bergaul, mudah
menerima hal baru, terbuka, dan kreatif. Dari situlah aku seketika optimis dan
percaya bahwa wirausaha adalah bidangku yang harus aku perjuangkan.
Mimpi dan
cita-citaku pertama adalah mendirikan usaha clothing distro yang bertemakan
Nasionalisme. Ide ini tercipta ketika aku dan teman-temanku sedang berbincang-bincang
mengenai bagaimana caranya membranding Negara Indonesia agar lebih terkenal di
kancah Internasional karena kita bisa melihat bahwa Bali, Jakarta, Solo, dan
kota-kota di Indonesia lainnya lebih terkenal dari pada Negara Indonesia
sendiri. Maka tercetuslah ide membuat sebuah souvenir asli produk Indonesia
berupa kaos yang bertemakan Indonesia. Awal mula merealisasikan ide usahaku ini
adalah dengan mengikuti ajang kretivitas mahasiswa yaitu PKM. Di sini aku ingin
mencoba melihat apakah ideku ini berprospek cerah ataukah tidak disamping juga
untuk mencari modal usaha. Tanpa aku duga-duga ternyata ideku tersebut lolos
seleksi dan dianggap pantas untuk mendapatkan dana demi keberlangsungan usahaku
tersebut. Dan sekarang tinggal menunggu waktu hal tersebut terwujud.
Mimpi dan
cita-citaku yang kedua adalah menderikan sebuah usaha dibidang pangan.
Motivasiku adalah saat melihat realita bahwa sebagian penduduk Indonesia masih
kekurang pangan khususnya beras padahal negara ini adalah lumbungnya padi lalu
mengapa penduduk negeri ini masih saja kesulitan dalam membeli beras?? Itulah
pertanyaan yang hingga kini masih terus tertanam dalam pikiranku sehingga
dirikupun ingin sekali mempunyai destinasi bisnis dalam bidang pangan yang mana
nantinya bisa memecahkan permasalahan krisis pangan tersebut
Mimpi dan
cita-citaku berikutnya adalah memiliki sebuiah keluarga yang sakinah mawadah wa
rohmah.
Itulah
beberapa planning-planning yang sudah aku tanamkan dalam diriku. Aku bertekad,
bahwa 3 tahun kedepan aku bisa mewujudkan semua mimpi dan cita-citaku tersebut
dengan semangat dan kegigihan yang tinggi.
Bag II
Ceritaku
Untuk Temanku (Deby)
Cerita ini aku tulis akibat kekagumanku pada seorang
teman kuliahku. Dia seorang perempuan, namun kreatifitas dalam berbisnis tidak
kalah dengan yang lainnya bahkan seorang laki-laki sekalipun. Dia adalah Deby
Norina seorang perempuan yang bertempat tinggal di Sukoharjo. Awal pekenalanku
dimulai saat awal semester di perkuliahan. Saat itu aku mendapatkan tugas
kelompok bersamanya dan beberapa teman yang lain. Dalam tugas tersebut aku
mendapat amanah menjadi ketua kelompok yang mana tentu aku harus bertanggung
jawab terhadap kelompokku tersebut. Dimulai dengan meminta kontak handphone
hingga diskusi kapan tugas kelompok kita mulai berjalan. Dari sinilah mulai
kedekatanku dengan teman-temanku terutama Deby dimulai. Aku muali intensif
memberitahukan mengenai rancangan tugas-tugas dan kapan tugas tersebut harus
diselesaikan.
Ada suatu kejadian yang menarik yang mana kau harus
mengunjungi ketempat tinggalnya demi menyelesaikan tugas tersebut. Dari situlah
kau mulai sedikit-sedikit ngobrol dengannya dan lama kelamaan aku mulai merasa
enak berteman dengannya. Ada beberapa hal yang aku suka darinya seperti dia
pandai dalam berdandan, lucu, suka bercanda, dan memiliki etos dalam bekerja
yang tinggi. Mengenai etos bekerja yang tinggi aku melihat dari dia bekerja dan
berwirausaha. Aku pernah bertemu dengan dia saat dia menjaga sebuah stand
pakaian di salah satu clothing ternama. Dia tetap terlihat professional dalam
bekerja walau melihat ada temannya yang menemuinya. Dan juga dari dia
berwirausaha berjualan tas. Mungkin dialah satu-satunya teman perempuan yang
sudah muali sadar dalam mencari uang sendiri dengan berwirausaha.
Namun diapun juga memilki beberapa hal yang menurutku
tidak pas untunya. Dia memiliki sifat yang sedikit moderat sehingga terkesan
harus berteman dengan orang tertentu. Diapun juga sedikit apatis dalam
pelajaran dan tugas-tugas padahal itu adalah kewajibannya sebagai mahasiswa. Dan
masih banyak lagi hal-hal yang sebenarnya tidaj cocok untuknya.
Itulah sedikit gambaran mengenai sosok temanku yang
bernama Deby Norina. Semoga saja tulisan ini bisa bermanfaat dan menghibur.
Sekian.
By:
Deska Luqman Age Pradana
Manajemen Administrasi
D1511027